Jumat Pagi
Disuatu jumat pagi setelah selesai dengan ninuninu keriwehan duniawi dan anak anak berangkat sekolah diiringi kicau burung dan desir dedaunan bergesekan seirama angin.
"Pak kopinya ibuk taro di meja, tak tunggu di depan!. Matii keran jangan lupaa"
Tidak ada jawaban lalu lagi kuteriak lebih keras shaggy
"Paaak, mbok ya di jawab kenapa toh!?"
Sambil jalan kearah depan seraya mengelap tanganmu yang basah " iya iya, bapak udah denger kok, jalan ini kesitu, kebiasaan banget ga sabaran kau itu buk. Kangen kau?, gabisa jauh dari aku kau kan buk?"
Sambil memutar bola mata kusahut "halaaaaahhh gaada itu begitu, kangen kangen pede banget. Lagian udah tuaaa kauuuuu paaaak pak. Makin tua makin genit astaghfirullah malu itu sama anak anak udah mulai baligh"
Sambil duduk duduk san nyeruput kopi hitam favoritmu dan mengeryitkan dahi hingg alis tebalmu jadi satu " lah gapapa toh, lagian genit juga sama kau tok. Ini lagi siapaaa juga yang udah tua, gimanaa ibuk inii ckckck"
"Apanyaaaa! Menolak tua kauu, masih muda juga ibuk paaak pak seksi sekali malah"
"Diiihh seksi dia bilang, sesek sana sini kalo ibuk"
"Ooooohh begituuu? Sini aja kugetok nnti bapak yah, tunggu aja" sembari mamajukan bibir 5 cm kedepan mengerucut jadi satu
"Yaaa gaboleh noh, dosa nanti kauu. Becanda ituu lagian dari dulu sampai hari inipun mau bentuk badanmu itu mirip gitar spanyol, biola sampe pianopun dimataku tetep seindah nada saxophone"
Aku dengan menahan tawa dan malu hingga merah kedua pipiku ada desir di jantungku, lelaki ini masih sama seperti dulu.
"Haduuuuuuhh, badas kaliii rayuan mautmu ituu paak, tapi sayang ga mempan buatkuu huh!"
Kau melirik sembari merespon dengan menurunkan kedua sudut bibirmu membalas "iyaaa iyaa percaya, lagian ga mempan juga merah padam begitu pipimu hahahaa"
Sambil kutoel ringan perut buncitmu "hahah yayays dah, emang paling bisaaaa bapak bikin ibuk tu jengkel dan seneng bersamaan"
"Oiya pak, bapak nanti mau dimasakin apa maunya?"
"Apaa aja, yang penting ga susah buatmu buk"
"Oooooo, jangan meremehkan ratumu kau ya pak, apaaa aja bisaaa, enak enak pula. Kau aja sampe buncit begitu hahahahha"
Sambil mengelus perut buncitmu "Hahaha iyaa deh, yang paling andalan. Sop keknya seger ya buk? Udah lama juga ibuk ga masak sop"
Seraya beberes gelas "iiiihh emang dasar kau ya pak, baruu aja tadi niat mau masak sop, udah nyambung aja ke bapak. Yaudaah abisni ibuk mau belanja dulu"
"Dianter ga?"
"Gausah deh pak, di depan situ aja belanja di buk komang"
"Bener ini? Kesempatan ga dateng dua kali loh buk."
"Iyaaaa, benerrrrr"
"Yasudah kalo gitu tak benerin talang air dibelakang, gausa lama lama belanjanya nnti menggibah dosa kauu"
" iya iya ah, ribet kali si bapak ini"
Lalu kuraih tangan besarmu kutempel antara dahi dan hidungku dengan cepat, lalu meraih sendal dan bergegas
Kemudian kau dengan nada rendah bilang "hati hati buk"
Kusahut dengan "iyaaaaaaa ah, bawel kali"
Dan bergumam gumamam menyanyi tembang tembang lawas kesukaanku.
Komentar
Posting Komentar